Dibalik Layar Film Pendek NO HOMO (2021)
Hallo semuanya,
Kali ini aku bakalan ngebahas tentang pengalamanku dalam menggarap sebuah film yang kemudian diikut seratakan di Candradimuka Film Festival 2021. Banyak hal-hal yang luar biasa terjadi dalam penggarapan film ini. Sehingga aku pribadi sangat merasakan sekali dampak dari pengalaman-pengalaman dan ilmu ilmu yang bermanfaat selama penggarapan film pendek ini. Sebelumnya, aku ucapkan terimakasih yang sebesar-sebesar besarnya kepada teman-teman yang turut mendukung dan membantu dalam penggarapan film pendek ini. Terimakasih aku ucapkan kepada teman sekelompokku yaitu Saipul dan Rifki, juga teman-teman yang lain yang turut membantu yaitu Mutik, Niko Bob, Tia, Egi, Bembi, Henri, Arpin dan juga Fiki yang telah menyediakan leptop Asus ROGnya untuk kami mengedit film pendek ini. Aku juga ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen sinematografi kami, yaitu Bu Nita, yang telah memberikan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat memiliki pengalaman dalam menggarap film pendek. Dan.. perkenalkan, film pendek pertama karya dari tim produksi kami, yang kami namai dengan Need A Sleep Production, yaitu "NO HOMO".
Tugas dari mata kuliah sinematografi merupakan tugas yang cukup menyenangkan. Film pendek merupakan implementasi karya yang benar-benar aku tunggu. Sebab, seringkali aku pribadi berniat untuk menggarap sebuah film pendek, namun terhambat akan situasi dan kondisi yang ada. Namun dengan adanya tugas dari mata kuliah sinematografi inilah, karya tersebut dapat aku implementasikan menjadi nyata. Dan dari sinilah, awal terencananya penggarapan film No Homo.
Film pendek No Homo berkisah tentang dua orang sahabat yang sangking dekatnya, mereka berdua sampai dikira homo. Pada film ini, mereka berdua dikisahkan menyukai seorang wanita yang sama. Dari sinilah, persahabatan mereka pun diuji. Film ini terinspirasi dari beberapa komik dan cerita-cerita persahabatan beberapa orang yang pernah ku baca. Yang mana, persahabatan diantara kedua orang laki-laki, sampai saat ini pun masih menjadi hal yang aneh di kalangan masyarakat.
Film No Homo sendiri sebenarnya pertama kali mulai digarap satu tahun yang lalu. Dipersiapkan untuk ajang CAFIFEST 2020. Namun saat tengah di kondisi penggarapan, CAFIFEST 2020 merubah regulasinya dari yang semula diadakan untuk skala nasional, menjadi skala internal kampus STISIPOL Candradimuka, alias hanya terbuka untuk mahasiswa yang mengikuti mata kuliah sinematografi saja. Sehingga penggarapan film No Homo pun dibatalkan di tahun tersebut. Lalu, pada tahun 2021 ini, kesempatan itu datang kembali. Sehingga film No Homo ini pun digarap ulang dan dipersiapkan untuk ikut dalam ajang CAFIFEST 2021. Aku bersama teman-teman ku sangat antusias sekali dalam penggarapan film ini. Tak hanya nilai yang tinggi, target kami pada film ini juga sudah pasti berada dalam 3 besar pemenang lomba di Candradimuka Film Festival 2021.
Dalam pra produksi film pendek No Homo, aku bersama teman-temanku juga mempelajari terlebih dahulu mengenai teknik-teknik sinematografi yang akan kami implementasikan di film itu. Tak hanya belajar dari internet ataupun vidio di youtube, kami juga mempelajarinya pada buku sinematografi berjudul "Memahami Film". Dengan bermodalkan ilmu-ilmu yang kami dapatkan tersebut, barulah kami percaya diri dalam penggarapan film pertama kami, yaitu film pendek No Homo.
Namun tetap saja, tahap produksi merupakan tahap yang sebenarnya mudah, namun susah dalam praktik di lapangannya. Ada banyak sekali kesulitan yang kami hadapi dalam penggarapan di film ini. Salah satunya dalam menentukan waktu yang pas diantara pemain dan crew. Beberapa pemeran dan crew sendiri juga memiliki pekerjaan yang harus mereka jalani. Sehingga menentukan waktu ini terkadang menjadi masalah serius yang harus kami pikirkan. Dengan adanya permasalahan seperti itu, tak menutup kemungkinan bahwa kami tidak ngaret dalam proses produksi. NGARET merupakan masalah serius yang kami hadapi dikala proses produksi. Sampai sampai didalam film tersebut, terdapat beberapa scane yang 'terpaksa' harus tetap kami lanjutkan meskipun cuaca sudah gelap.
Selain permasalahan itu, ada juga kendala yang paling parah dalam proses produksi film pendek No Homo. Kami menyebut kejandian itu dengan kasus "CTRL+Z". Kejadian ini bermula saat pagi hari ketika aku ingin memindahkan file syuting hari ke 4 film No Homo. Entah kenapa, saat proses pemindahan itu terjadi, aku sempat menekan CTRL+Z dengan niat hati mengembalikan file itu seperti semula. Namun, yang terjadi file tersebut malah menghilang bagaikan ditelan bumi. FYI : Efek dari kejadian tersebut di beberapa menit pertama, menyebabkan kepanikan berlebih dan susah dalam mengatur pernafasan. Akhirnya, kami pun merencanakan kembali take ulang scane-scane di hari ke-4 tersebut. Alhamdulillah, di hari yang sama tersebut, seluruh pemain dan crew pun memiliki waktu yang pas. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, kami langsung melakukan take ulang dengan mengevaluasi hasil scane-scane yang telah kami lakukan sebelumnya.
Tak hanya itu, kendala juga terjadi di pasca produksi. Yaitu laptop yang ku gunakan untuk editing, mengalami masalah pada softwarenya. Sehingga kami semua pun kembali panik dalam mengatasi masalah tersebut. Untungnya, ada laptop merk Asus ROG milik Fiki yang saat itu bisa kami gunakan untuk melanjutkan proses editing. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, kami langsung kembali meyelesaikan editing film tersebut se dari larut malam, hingga siang hari kurang lebih selama 12 jam. Namun, masalah belum selesai. Kembali lagi lah masalah baru. Yaitu durasi film No Homo, mencapai 15 menitan!!. Holy sh!tt.. Kami semua yang berada di kos-kosan Egi saat tengah mengedit tersebut pun kembali panik dan memutar otak sebab, alur pada film tersebut telah dirasa pas sesuai dengan durasi yang ada. Akhirnya, terpaksa kami lakukan pemangkasan pada beberapa scane, mencapai 3 menitan!!. Bayangkan saja, 3 menit pada sebuah film pendek itu merupakan waktu yang cukup lama. Padahal didalam 3 menit tersebut, juga terdapat beberapa scane penting yang harusnya masuk ke film tersebut agar alur ceritanya dirasa sempurna. Tapi mau bagaimana lagi, kami terpaksa harus memangkas beberapa scane tersebut agar dapat menyesuaikan dengan persyaratan lomba film yang ada.
Jadi begitulah sedikit cerita mengenai penggarapan film pendek No Homo. Seperti yang ku katakan sejak awal, film ini bermula dari tugas mata kuliah sinematografi. Setelah satu semester menjalani mata kuliah sinematografi, banyak sekali hal-hal berharga yang aku dapatkan pada mata kuliah ini. Mata kuliah sinematografi memberikanku ruang untuk mengimplementasikan teknik-teknik yang selama ini telah kupelajari. Tak hanya teknik, sinematografi juga mempelajari teori-teori yang pastinya sangat berguna untuk pemula sepertiku, sebelum melakukan penggarapan pada sebuah film pendek.
Yahh.. mungkin itu dulu saja tulisanku kali ini. Nanti, kita bakal bertemu ditulisan-tulisan selanjutnya ya. Oh iya, aku belum menyebutkan nih, kalo ternyata, film No Homo sendiri berhasil mendapatkan gelar juara 3 film pendek se-STISIPOL Candradimuka. Dari pencapaian tersebut, kami merasa bahwa sepertinya tim produksi Need A Sleep Production harus lebih banyak belajar lagi, dan harus terus membuat lagi beberapa karya film pendek yang harus lebih baik lagi. Untuk yang penasaran dengan filmnya, dibawah ini aku bakal cantumkan link vidionya. Selamat menonton yahh.. hehe.
Link film pendek NO HOMO :
https://www.youtube.com/watch?v=__irSaLvZ1Q
Sampai bertemu lagi di tulisan-tulisanku selanjutnya, byee...
Palembang, 28 Juni 2021
Di sekretariat Himakom tercinta.
Latief HM
Mantap! Bagus ceritanya Latief...
BalasHapus