Hi

 Hallo semuanya.

 

            Ini akan menjadi tulisan pertama di blog ini.  Tulisan ini dimulai pukul 23:24 tanggal 27 Januari 2021. Saat ini aku tengah berada di kamarku. Suasana disini sepi karena memang sudah jam tidur. Duduk lesehan didepan leptop, sembari membalut kaki dengan selimut karena udara yang dingin berasal dari ac kamar yang pada remotnya tercantum angka 16 derajat. Rasanya haus. Tapi seperti biasanya, aku terbiasa untuk memilih kehausan daripada mengorbankan tenaga beranjak keluar kamar dan mengambil air putih segelas.

            Kembali kepada maksud dan tujuan dari blog pertama ini, aku telah berpikir selama 2 menit. Tulisan apa yang akan kutulis sekarang?. Padahal, niat buat nulis ini sudah ada sejak lama adanya. Bahkan dari aku duduk dibangku SMK. Namun niat itu entah mengapa selalu datang pada saat saat yang tidak tepat. Seperti saat diatas motor, saat kuliah, ataupun saat tengah ngumpul bareng temen-temen. Sedangkan disaat banyak waktu luang, aku justru lebih memilih rebahan sambil nontonin rekap film di youtube. 

            Hal itu juga bukan tanpa alasan. Karena pernah sewaktu-waktu niat itu datang disaat yang tepat. Namun ternyata, terdapat satu kendala yang cukup serius yaitu bingung dalam memilih topik penulisan. Seperti yang saat ini kulakukan, itulah mengapa saat ini tulisan ini tidak memiliki isi apa-apa. Tulisan ini dilakukan secara spontan. Benar-benar spontan. 

            Namun disatu sisi aku menyadari bahwa jika pikiran ini hanya fokus mencari topik pembahasan dengan niat yang tidak begitu pasti dan terus menunggu waktu yang sempurna, maka semua hal ini akan menjadi sia-sia. Aku menyadari bahwa tidak ada pencapaian di dunia ini yang langsung sempurna. Justru kesempurnaan itu membalut proses sehingga menjadikan itu menjadi sempurna. Satu hal yang sering terlupa adalah bahwa 'Sempurna' itu adalah 'Proses' yang berkembang dan hidup dalam proses itu sendiri. Misal seperti kita yang saat ini sudah besar adalah kita yang saat kecil telah menjalani perkembangan dan menjalin proses di kehidupan.

            Aku benar-benar merasa salah dan menyesal terlambat mengetahui semua ini. Ternyata kata kuncinya terletak pada kata "Mulai". Semua yang dimulai dan dijalani, akan masuk kepada tahap proses. Proses ini sendiri tidak memiliki batasannya dan tidak memiliki kejaminannya. Namun, proses akan membentuk dengan sendirinya, jalan-jalan menuju tujuan "mengapa kita harus memulai".

                Terus terang saja, secara individu aku merupakan orang yang egois dan cukup jahat dalam sudut pandangku sendiri. Aku sering kali menganggap sepele terhadap orang lain yang memulai dengan 'seadanya' walaupun sisi tersebut tidak pernah nampak di kehidupan asliku. Bahkan bukan hanya orang lain saja, aku bahkan sering menganggap bahwa tindakanku dalam memulai sesuatu yang belum sempurna dan masih banyak kekurangan selalu kuanggap sebagai suatu tindakan yang 'alay', 'norak', dan sebagainya. Saat itu aku masih menganggap bahwa hasil adalah hasil. Sampai ternyata aku melupakan proses.

                Sampai akhirnya aku menyadari bahwa proses memiliki aspek penting dalam membangun sebuah jalan menuju kesempurnaan yaitu pengalaman. Pengalaman adalah suatu aspek yang besar dalam kehidupan berproses yang akan menentukan kehidupan seseorang. Pengalaman merupakan sesuatu yang tak bisa terbayar dan tak mudah didapatkan. Pengalaman akan membuka lebih banyak lagi jalan-jalan menuju tujuan tak terbatas ataujuga bahkan menggantikan tujuan awal kita dalam memulai. Misalnya seperti seseorang sales yang memulai pekerjaannya dengan tujuan untuk menjadi manajer disebuah perusahaan. Namun, dengan pengalaman yang banyak didapatkan, seorang sales itu bisa saja mengubah tujuannya dengan membuka perusahaannya sendiri yang akan menjadi pencapain terbesar dalam hidupnya.

                 Aku akan berikan contoh cerita yang selama ini memotivasiku untuk terus berjalan memulai dan tidak menyia-nyiakan waktu. 

Chandra merupakan orang yang menyukai film. Ia selalu berangan-angan untuk menjadi sutradara sebuah film. Bahkan ia selalu mengkhayalkan cerita di filmnya dan menuangkannya pada sebuah buku. Ia sampai-sampai menyisihkan uangnya dan menabungkannya untuk berniat membeli peralatan seperti kamera dan microphone untuk memaksimalkan film pertamanya karena Chandra ingin film ini ditonton oleh seluruh teman-temannya sehingga ia berusaha untuk memaksimalkan persiapannya sampai persiapan itu matang. Namun berbeda dengan Chandra, Wisnu merupakan orang yang jarang menonton film walaupun ia juga memiliki angan-angan untuk menjadi sutradara film. Secara logika, apabila mereka diadu untuk membuat film, sudah pasti Chandra akan menang sebab dia unggul dalam pengetahuannya dibidang film walaupun belum memiliki peralatan dan pengalaman untuk membuat film. 

Namun ternyata kita akan mendapatkan fakta lain. Berbeda dengan Chandra, Wisnu telah memulai membuat vidio-vidionya dengan peralatan seadanya dan mempostingnya di sosial media. Walaupun sudah jelas  bahwa vidio-vidio tersebut tidak begitu maksimal namun wisnu terus mengasah kemampuannya dan selalu mengevaluasi setiap pengalamannya.

Misalkan kita beri mereka waktu masing masing 1 tahun. Chandra telah mengumpulkan uangnya dan membuat film pertamanya. Lalu Wisnu juga membuat film ke-sekiannya walaupun dengan berbekal peralatan seadanya. Logikanya film siapa yang akan menjadi bagus dari segi keseluruhan? Semua pasti sudah bisa menebaknya bahwa Wisnu akan membuat film yang lebih bagus daripada Chandra. Kenapa? karena Wisnu sudah unggul jauh dari segi pengalaman daripada Chandra. Sebab, persiapan 'dirumah' sangat berbeda dengan apa yang terjadi dilapangan. Wisnu pasti sudah banyak mengevaluasi diri dan belajar dari kesalahan-kesalahannya sehingga membuatnya unggul dalam pengalaman. Seperti bagaimana teknik editing, bagaimana mengambil gambar dikala hujan, bagaimana membuat film action lebih terkesan menantang, bagaimana teknik pengambilan gambar jika berada dikeramaian, dan sebagainya itu semua sudah menjadi pengalaman Wisnu sehingga ia bisa memperbaiki dan mengevaluasi dirinya sendiri dalam proses kedepannya.

                Mungkin itu saja cerita kita malam hari ini 😂😂. Perut udah mulai laper, otak juga udah mulai ngelantur gegara cerita Wisnu ama Chandra hahaha. Karena aku biasanya lebih terbiasa mengeluarkan pendapat atau opini begini itu secara langsung. Entah itu sama orang, temen-temen, ataupun sama diri sendiri kalo lagi gabut 😁. Mungkin itu saja, dan sampai bertemu ditulisan-tulisan selanjutnyaaaaa. 💪😜


Palembang, 28 Januari 2021 (karena tulisan ini berakhir dijam 0:33 tanggal 28 hehe 😅)

Latief HM

 

Komentar

  1. Semangat menulis!! Kita semua berproses menjadi lebih baik! 🌻🌻😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go On and On

Gabut Menjelang Gelap

Happy Twenty